ta'aruf

Foto saya
Orang biasa, belajar lewat diskusi dan sharing ide, berusaha terbuka terhadap pemikiran orang dan referensi, dan yang penting punya prinsip tentang kebenaran.Senang bersilaturrahmi dan berbagi untuk semua.

Jumat, 02 April 2010

Hidup Yang Sehat

Hidup Yang Sehat

Siapapun pasti ingin hidup sehat dan awet muda. Namun tidak semua dari kita mau dan mampu menempuh cara hidup yang sehat. Apalagi dengan kondisi masyarakat yang terus maju, hidup semakin di manjakan dan dimudahkan. Kita suka makan enak, tapi tidak peduli dengan kandungan lemak, kolesterol dan glukosa yang terkandung dalam makanan yang kita konsumsi. Sering duduk santai, kurang gerak, namun mata terlalu sibuk dengan tontonan di layar kaca, plus camilan gorangan yang kaya minyak dan asinan. Bermalasan untuk olah raga, dengan alasan terlalu sibuk dengan setumpuk pekerjaan, yang bisa jadi tidak begitu penting dan sekadar alasan yang dibuat-buat. Hanya sekadar ke rumah tetangga, kita malas untuk berjalan kaki, motorpun ada, dengan alasan : untuk efesiensi waktu.

Tanpa sadar atau justru kita sangat sadar, bahwa gaya hidup (lifestyle) dan pola makan kita sedikit demi sedikit telah berubah, bukan lagi karena factor kebutuhan (consumption by need)tapi digiring dikonstruksi dan di manipulasi oleh tuntutan mode, hasrat (desire) dan aktualisasi diri yang semu. Pola seperti ini secara permanent sudah ter-install dalam perilaku keseharian kita, sehingga untuk men-delate-nya kita enggan, karena takut diklaim manusia produk jadul, dan kuno!!

Sejatinya, dalam tubuh kita ini ada tulang dan persendian, air, darah serta oksigen dan lain-lain yang masing-masing punya hak untuk bekerja secara normal dan alamiah sesuai dengan kebutuhan. Jika sinergitas organ tubuh kita dapat berfungsi normal, maka kita akan merasakan arti sehat, hidup yang tangkas, fit, tidak loyo dan malas serta penuh vitalitas.Kesehatan akan men-drive kita untuk selalu bersemangat dan membangun optimisme dalam meraih sukses dalam hidup.

Namun sehat fisik badan kita, ternyata bukan sesuatu yang bersifat independent, artinya kesehatan yang kita rasakan sangat dipengaruhi oleh banyak faktor yang sangat berkait berkelindan. Kita bukanlah sejenis binatang yang hanya memiliki instinct untuk sekadar makan sepuasnya dan menyalurkan hasrat seksual sebebasnya. Kita lihat ayam bisa makan sepuasnya tak tahu halal haram, bisa menyalurkan hasrat syahwatnya seenaknya dan sekenanya tanpa takut jeratan hukum. Ketika ayam sehat, komunitas mereka juga tak merayakan sebagai bangsa yang sehat. Sebaliknya, ketika ada yang sakit, tak ada pula ayam lain yang terpanggil untuk menolongnya dan berusaha mengobati. Bahkan sampai mati sekalipun! Sekali lagi, kita ini beda dengan binatang!!!!

Bila kita menerapkan pola makan dan gaya hidup yang sehat, maka akan berpengaruh signifikan bagi kesehatan tubuh kita. Betapapun makanan itu halal, di situ ternyata masih ada regulasi yang sangat mengangumkan yang disodorkan oleh Islam yang mulia ini, yaitu : TIDAK BERLEBIH-LEBIHAN. Rasulullah Muhammad SAW memberi tips cara makan sehat, yaitu: “BERHENTILAH MAKAN SEBELUM KENYANG”. Coba kita kritik diri kita. Sudahkah kita menepati teladan agung kita ini? Atau jangan-jangan kita sering nambah makan dan makan tanpa aturan?

Kita sering sangat ceroboh dalam makan yang berakibat fatal pada resistensi dan imunitas tubuh kita. Sudah sangat jelas bahwa merokok itu mengganggu kesehatan, tapi masih banyak pula orang yang nekad menghisapnya. Mereka berdalih: ini hak azasi saya, dan dalam agama hukumnya toh sebatas mubah atau makruh.Penulis sendiri sangat setuju dengan Keputusan hukum HARAM untuk rokok. Bukan karena penulis tidak merokok. Tapi, dilihat dari segi manapun dan sudut pandang apapun, merokok itu merugikan, merusak, membunuh, dan wujud dari perilaku boros.

HATI YANG TENANG (THUMA’NINATUL QOLBI)

Untuk menjadi sehat tidak cukup hanya dengan menjaga kesehatan fisik dan pola hidup teratur. Ada sisi lain dalam diri manusia yang perlu disentuh dan dimunculkan dalam rangka mem-balance hidup kita sebagai manusia. Manusia itu dinilai tidak hanya sebatas sisi performa (bagusnya fisik, kecerdasan akal) saja, tapi lebih urgen lagi adalah keseimbangan dalam emosi dan kematangan dalam beragama (spiritual maturity). Sekali lagi, manusia itu berbeda dari binatang!!

Akan laku keras dan bernilai jual tinggi, kalau ayam yang diperdagangkan itu sehat dan gemuk.Karena memang standar yang dipakai di pasar ayam itu memang sebatas itu-itu saja. Tidak ada timbangan yang dipakai untuk mengukur korelasi positif antara stabilitas kejiwaan ayam dengan harga di pasaran. Dan tidak ada pertimbangan bagi penjual dan pembeli tentang tingkah laku keseharian ayam dengan nilai jualnya. Karena yang menjadi ukuran paten adalah : sehat dan gemuk. Yang ini jelas berbeda dengan yang namanya makhluk manusia.

Manusia yang memiliki kamatangan dalam beragama Islam, dan menempatkan diri sebagai hamba ciptaan Allah SWT, akan tunduk dan manut dengan tata aturan dan instruksi dari Sang Pencipta. Dirinya ikhlas dan ridho diatur oleh Sang pencipta, tidak berontak dan nggrundel dengan apa yang diperintahkan oleh-Nya. Dirinya berusaha semaksimal mungkin untuk menyelaraskan getar hatinya, gerak bibirnya dan langkah tubuhnya dengan tuntunan dinul Islam. Tidak merasa berat dan enggan untuk merapat (muroqobah) dan meratap (istighotsah) pada Allah di tengah kegelapan malam di saat manusia kebanyakan lelap dalam hangatnya tidur, karena kokohnya paduan antara keikhlasan hati dan kuatnya ‘azzam (kemauan) diri untuk menjadi manusia pilihan.

Muslim yang hanif, adalah manusia muslim yang tidak berat hati untuk berbagi, suka membutakan matanya dari tontonan yang tidak layak untuk dilihat, menjaga lidah dan tangannya dari berbuat yang menyakiti muslim yang lain, men-tulikan telinganya dari suara-suara syaithoniyah, meluruskan langkah kakinya untuk tetap berada di atas jalan kebenaran, memposisikan kecerdasan akalnya agar sentiasa terpandu oleh wahyu Allah, dan menjaga hati agar tetap kokoh dalam beriltizam dengan Islam dan sabar dalam menghadapi semua persoalan.

Substansi dari ini semua adalah: menjadi manusia yang zuhud yang dicintai oleh Allah Subhanahu wata’ala dan dicintai oleh manusia lain. Tidak serakah pada dunia, bersyukur pada Allah, tidak memendam dendam pada orang lain. Alhasil adalah hadirnya hati yang selamat dan tenang (qolbun salimun wa muthmainnun) yang akan meng-handle segala perbuatan manusia, sehalus dan sekecil apapun, baik yang dhohir maupun yang bathin.

Bila kita memiliki hati yang seperti ini, maka insya Allah hidup kita akan sehat; sehat secara rohaniyah dan jasmaniyah.

Amin ya rabbal ‘alamin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

umpan balik