ta'aruf

Foto saya
Orang biasa, belajar lewat diskusi dan sharing ide, berusaha terbuka terhadap pemikiran orang dan referensi, dan yang penting punya prinsip tentang kebenaran.Senang bersilaturrahmi dan berbagi untuk semua.

Senin, 04 Januari 2010

GENERASI TANPA IDOLA


RENUNGAN:
Generasi Tanpa Idola

Ketika anak masih usia balita maka yang ia ketahui adalah lingkungan kecil yang ada di sekelilingnya, yaitu di rumah. Jalinan hubungan yang paling dekat adalah dengan sang ibu, karena ibulah yang telah mengandungnya melahirkan dan membesarkan dengan susah payah. Kedekatan seorang anak dengan sang ibu begitu amat bahkan tidak ada bandingannya, seorang ayah sekalipun. Oleh karena itulah kasih sayang, bahasa ibu serta perilaku seorang ibu menjadi contoh baginya.
Baru setelah ibu adalah ayah. Sosok ayah menjadi pelindung bagi keluarga adalah contoh kedua bagi anak, di samping kewajibannya membimbing istri agar menjadi ibu yang baik bagi anak-anak dan perempuan yang setia dan taat pada sang suami. Manakala kedua orang tua adalah sosok yang sholeh dan sholehah, saling pengertian dan kompak mendidik anak, maka secara otomatis anak-anak yang dilahirkan tidak akan bingung kepada siapa mereka mengambil teladan atau contoh.
Keberhasilan orang tua dalam mendidik anak akan mencetak generasi (anak) yang bangga dengan kedua ortunya dan akan menjadikannya sebagai idola. Anak akan merasa aman dalam lindungan ortu serta betah di rumah (merasa at home). Bagi para penghuninya, rumah adalah surga. Itu kalau keduanya adalah sosok seperti yang digambarkan di atas.
Tapi bagaimana jadinya kalau orang yang seharusnya jadi panutan adalah orang-orang yang berakhlak jelek, pemalas dan hidup jauh dari nilai-nilai Islam. Akhlak yang baik tidak terpantul dari perilaku keduanya sehingga tidak ada yang bisa ditiru oleh anak-anaknya kecuali kejelekan dan kekusutan dalam hidup. Sieisi rumah terasa pengap, hiruk pikuk oleh suara musik, tidak pernah sekalipun terdengar lantunan ayat-ayat Al-Qur’an, terbiasa terjadi pertengkaran. Rumah serasa ramai tak beraturan bak pasar kala siang hari, namun sunyi senyap, sepi mencekam seperti kuburan kala malam datang. Para penghuninya tidak menemukan ketenangan dan kedamaian, tapi sebaliknya yang mereka temukan adalah suasana panas seperti neraka. Siapa sich orangnya yang betah hidup di pasar dan kuburan, kecuali dia adalah orang yang berhati kosong dan sudah gila !!!
Rasulullah SAW pernah bersabda:”Hiasilah rumah-rumahmu dengan bacaan Al-Qur’an dan janganlah kamu menjadikannya seperti kuburan”. Rumah yang dihuni para ahli Al-Qur’an (orang-orang yang suka membaca Al-Qur’an) akan terasa sejuk, damai, terjaga oleh malaikat dan jauh dari gangguan syetan. Sebaliknya rumah seperti kuburan sungguh menakutkan dan rumah seperti pasar sungguh tidak nyaman.
Bila ayah dan ibu bisa menjadi teladan yang baik (uswah hasanah) di mata anak serta mampu menciptakan rumah surgawi maka akan terlahir generasi yang islami. Generasi berbobot yang akan menyebarkan syiar Islam di setiap jengkal bumi. Bukan generasi yang hilang (lost generation), yaitu generasi yang tidak memiliki panutan di rumah, tidak punya masa depan, suka kluyuran mencari idola di luar rumah, awut-awutan, pecandu narkoba dan terlibat pergaulan yang tidak sehat.
Marilah kita jadikan diri kita (ortu) yang bisa menjadi idola bagi anak yang senantiasa basah dengan nilai-nilai Islam, sehingga akan lahir balita, anak, pemuda dan generasi yang berbobot dan menjadi benteng agama.
Semoga……. Amien.
Abu Farros.the owner of mentari